Skip to main content

Jembatan Simandolak

Jembatan Simandolak. Saiful (34), salah seorang warga domisili Tanjung Simandolak, Kecamatan Benai mengaku kesulitan menjangkau ibu kota Kecamatan Benai apabila malam sudah menjelang, karena perjalanannya terhalang Sungai Kuantan.

Kendati ada jembatan penyeberangan Sungai Kuantan di Kecamatan Benai, namun jarak rumah Saiful dengan jembatan tersebut ditempuh dengan waktu perjalanan hampir 30 menit. Selama ini, pria satu anak ini menjangkau ibukota kecamatan dengan menggunakan jasa alat transportasi air di Sungai Kuantan, yakni kompang.

Jembatan Simandolak

‘’Kalau lewat kompang mau ke ibu kota kecamatan tak sampai 15 menit. Tapi kalau lewat jembatan penyeberangan ke Benai, lebih 30 menit. Jadi, jauh,’’ ujar Saiful, Rabu (5/4).

Senada dengan itu, salah seorang tokoh pemuda Kecamatan Benai, Beni Miprasadi menyampaikan, sudah selayaknya Kecamatan Benai memiliki jembatan permanen penyeberangan Sungai Kuantan di wilayah Simandolak atau Pulau Ingu.

‘’Jembatan yang ada sekarang itu dibangun pakai dana APBD, tapi perusahaan yang bangun. Maka, sudah saatnya Benai mendapat alokasi anggaran untuk bangun jembatan itu. Paling tidak sekarang itu, ada DED (detail engineering design),’’ ujar Beni, kemarin.

Ia berharap, Pemprov Riau memperhatikan aspirasi masyarakat Benai ini mengingat jembatan ini sudah menjadi keperluan yang prioritas, terutama masyarakat yang ada di Simandolak. ‘’Karena akses ke jembatan yang ada sekarang ini cukup jauh bagi mereka, dan sudah seharusnya Benai bisa menikmati APBD provinsi,’’ harapnya.

Comments